Sejarah dan Perjalanan BTS: Fenomena K-Pop Global

Sejarah dan Perjalanan BTS: Fenomena K-Pop Global

kakeriun.com, 30 APRIL 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

BTS, atau Bangtan Sonyeondan (Bulletproof Boy Scouts), adalah grup idola pria asal Korea Selatan yang telah mendefinisikan ulang lanskap musik K-Pop dan budaya pop global. Dibentuk pada tahun 2013 oleh Big Hit Entertainment (kini HYBE Corporation), BTS terdiri dari tujuh anggota: RM (Kim Namjoon), Jin (Kim Seokjin), Suga (Min Yoongi), J-Hope (Jung Hoseok), Jimin (Park Jimin), V (Kim Taehyung), dan Jungkook (Jeon Jungkook). Dengan musik yang menggabungkan hip-hop, pop, dan elemen K-Pop, serta lirik yang mendalam tentang kesehatan mental, identitas, dan perjuangan kaum muda, BTS telah menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan penggemar mereka, yang dikenal sebagai ARMY. Artikel ini akan mengulas secara rinci sejarah BTS, perjalanan karier mereka, dampak budaya, dan faktor-faktor yang membuat mereka menjadi fenomena global.

Awal Mula: Pembentukan dan Latar Belakang

K-Pop: Fenomena Global yang Mengubah Wajah Industri Hiburan Dunia - Warta  Pesona

BTS mulai terbentuk pada tahun 2010, ketika Big Hit Entertainment, sebuah agensi kecil yang saat itu kurang dikenal dibandingkan raksasa seperti SM, YG, dan JYP, mengadakan audisi untuk membentuk grup idola berbasis hip-hop. Kim Namjoon, yang saat itu dikenal sebagai rapper underground dengan nama Rap Monster, menjadi anggota pertama yang direkrut karena bakatnya yang menonjol. Namjoon, dengan IQ 148 dan kemampuan berbahasa Inggris yang fasih, ditunjuk sebagai pemimpin grup karena jiwa kepemimpinannya yang kuat.

Big Hit kemudian merekrut anggota lain melalui audisi terbuka dan scouting. Min Yoongi (Suga) dan Jung Hoseok (J-Hope), keduanya juga berlatar belakang sebagai rapper underground, bergabung setelah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam musik dan tari. Park Jimin, yang awalnya adalah penari kontemporer, direkrut karena karisma panggungnya. Kim Seokjin (Jin), yang awalnya bercita-cita menjadi aktor, dibujuk untuk bergabung setelah audisi yang tidak direncanakan. Kim Taehyung (V) dan Jeon Jungkook, dua anggota termuda, dipilih karena potensi vokal dan kemampuan panggung mereka yang luar biasa. Jungkook, yang bergabung pada usia 15 tahun, awalnya bercita-cita menjadi pemain bulu tangkis sebelum beralih ke musik setelah terinspirasi oleh G-Dragon dari BIGBANG.

Proses pelatihan BTS berlangsung selama tiga tahun, periode yang penuh dengan latihan intensif dalam menyanyi, menari, menulis lagu, dan membangun chemistry antaranggota. Tidak seperti banyak grup K-Pop lain yang mengandalkan produser eksternal, BTS dilatih untuk aktif dalam penulisan dan produksi musik mereka sendiri, terutama melalui kontribusi RM, Suga, dan J-Hope. Pendekatan ini memberikan keunikan pada musik mereka, yang sering kali mencerminkan pengalaman pribadi dan perjuangan mereka.

Debut dan Perjuangan Awal (2013–2015)

7 Destinasi Bertema BTS yang Harus Dikunjungi - balinesia.id

BTS resmi debut pada 12 Juni 2013 dengan single “No More Dream” dari album 2 Cool 4 Skool. Lagu ini, yang mengusung tema pemberontakan terhadap ekspektasi masyarakat terhadap kaum muda, menampilkan gaya hip-hop yang kuat dan energi panggung yang agresif. Meski mendapat perhatian dari komunitas hip-hop Korea, BTS awalnya tidak mencapai kesuksesan besar di pasar K-Pop yang didominasi oleh grup-grup dari agensi besar. Big Hit Entertainment saat itu memiliki sumber daya terbatas, dan BTS sering tampil di acara kecil dengan anggaran promosi yang minim.

Tahun-tahun awal BTS penuh dengan tantangan. Mereka menghadapi cibiran dari industri dan penggemar K-Pop lain, yang meremehkan mereka sebagai “idola dari agensi kecil.” Anggota BTS juga berjuang dengan kondisi keuangan yang sulit, tinggal bersama di asrama kecil dan bekerja tanpa lelah untuk membuktikan diri. Namun, dedikasi mereka terhadap musik dan interaksi autentik dengan penggemar melalui media sosial, seperti Twitter dan YouTube, mulai membangun basis penggemar yang setia, yang kemudian diberi nama ARMY pada 9 Juli 2013. Nama ARMY, yang merupakan singkatan dari Adorable Representative M.C. for Youth, mencerminkan hubungan simbiosis antara BTS dan penggemar mereka, di mana penggemar dianggap sebagai “tentara” yang mendukung perjuangan BTS.

Pada 2014, BTS merilis album Skool Luv Affair dan Dark & Wild, yang mengeksplorasi tema cinta dan pemberontakan remaja. Lagu seperti “Danger” dan “Boy in Luv” menunjukkan perkembangan musikal mereka, tetapi kesuksesan komersial masih terbatas. Namun, tur konser pertama mereka, BTS Live Trilogy Episode I: BTS Begins, memperlihatkan kemampuan panggung mereka yang luar biasa dan memperkuat ikatan dengan ARMY di Korea Selatan dan Jepang.

Kebangkitan: The Most Beautiful Moment in Life (2015–2016)

Sejarah Kpop dan Fenomena BTS yang Mendunia | Menggugah.com

Titik balik BTS datang pada tahun 2015 dengan perilisan The Most Beautiful Moment in Life, Pt. 1 dan Pt. 2. Album ini menandai pergeseran dari gaya hip-hop agresif ke narasi yang lebih emosional dan introspektif, berfokus pada perjuangan dan impian kaum muda. Lagu utama seperti “I Need U” dan “Run” menjadi hit pertama mereka, memenangkan beberapa penghargaan di acara musik Korea. Lirik yang jujur tentang kesehatan mental, tekanan sosial, dan kerinduan resonansi dengan generasi muda, tidak hanya di Korea tetapi juga secara global.

The Most Beautiful Moment in Life: Young Forever (2016), sebuah album kompilasi, mengukuhkan posisi BTS sebagai grup K-Pop terkemuka. Lagu “Fire” dan “Save Me” menampilkan koreografi yang rumit dan produksi musik yang canggih, sementara “Epilogue: Young Forever” menjadi anthem tentang semangat muda yang abadi. Album ini membawa BTS ke tangga album Billboard 200 untuk pertama kalinya, sebuah pencapaian langka untuk grup K-Pop saat itu.

Kesuksesan ini juga didorong oleh strategi media sosial BTS yang inovatif. Mereka secara konsisten berbagi konten di belakang layar, vlog, dan interaksi langsung dengan penggemar melalui platform seperti V Live dan Twitter. Pendekatan ini membuat penggemar merasa terhubung secara pribadi dengan BTS, sebuah faktor kunci dalam membangun fandom global mereka.

Dominasi Global: Wings dan Love Yourself (2016–2019)

Karir BTS Sejak Awal Debut hingga Bersinar Seperti Sekarang

Pada tahun 2016, BTS merilis Wings, sebuah album konsep yang terinspirasi dari novel Demian karya Hermann Hesse. Album ini mengeksplorasi tema godaan, pertumbuhan, dan penerimaan diri, dengan setiap anggota mendapatkan lagu solo yang mencerminkan perjalanan pribadi mereka. Lagu utama, “Blood Sweat & Tears,” menjadi hit internasional, dan Wings mencapai peringkat 26 di Billboard 200, rekor tertinggi untuk album K-Pop saat itu. Tur dunia The Wings Tour menarik ratusan ribu penonton, termasuk konser yang terjual habis di Citi Field, New York, dengan kapasitas 40.000 orang.

Pada 2017, BTS meluncurkan seri Love Yourself, yang menjadi puncak artistik dan komersial mereka. Love Yourself: Her (2017), dengan lagu utama “DNA,” menjadi album K-Pop pertama yang masuk 10 besar Billboard 200. Lagu ini juga menandai masuknya BTS ke pasar Amerika Serikat, dengan penampilan di acara seperti American Music Awards dan Dick Clark’s New Year’s Rockin’ Eve. Love Yourself: Tear (2018) mencapai nomor satu di Billboard 200, sebuah prestasi ber sejarah untuk K-Pop, dan lagu “Fake Love” masuk 10 besar Billboard Hot 100. Love Yourself: Answer (2018) mengakhiri seri ini dengan lagu “Idol,” yang memadukan elemen tradisional Korea dengan pop modern.

Seri Love Yourself tidak hanya sukses secara komersial tetapi juga membawa pesan universal tentang mencintai diri sendiri. BTS bekerja sama dengan UNICEF untuk meluncurkan kampanye Love Myself, yang bertujuan memerangi kekerasan terhadap anak-anak dan remaja. Inisiatif ini mengumpulkan jutaan dolar dan memperkuat citra BTS sebagai seniman yang peduli pada isu sosial.

Era Baru dan Pengaruh Global (2020–Sekarang)

Pada tahun 2020, BTS merilis Map of the Soul: 7, yang menjadi album terlaris mereka hingga saat ini, dengan lebih dari 4 juta kopi terjual di Korea Selatan. Lagu “ON” dan “Black Swan” menunjukkan eksplorasi mereka terhadap identitas sebagai seniman global. Di tengah pandemi COVID-19, BTS merilis single berbahasa Inggris pertama mereka, “Dynamite,” yang menjadi lagu K-Pop pertama yang mencapai nomor satu di Billboard Hot 100. Lagu ini diikuti oleh “Butter” dan “Permission to Dance” (2021), yang juga menduduki puncak tangga lagu global.

Pada Juni 2022, BTS mengumumkan hiatus grup untuk fokus pada proyek solo dan memenuhi wajib militer, yang wajib bagi pria Korea Selatan. Selama periode ini, anggota merilis karya solo yang sukses, seperti Jack in the Box (J-Hope), D-DAY (Suga), dan The Astronaut (Jin). Meski hiatus, pengaruh BTS tetap kuat, dengan anggota terus mendominasi tangga lagu dan proyek individu mereka mendapat pujian kritis.

Pada 2023, BTS merayakan ulang tahun ke-10 mereka dengan peluncuran buku Beyond the Story: 10-Year Record of BTS, yang menceritakan perjalanan mereka secara mendalam. Mereka juga tetap aktif dalam filantropi, dengan donasi besar untuk bantuan bencana dan pendidikan. Pada 2025, penggemar menantikan kembalinya BTS sebagai grup setelah semua anggota menyelesaikan wajib militer, dengan spekulasi tentang tur dunia baru dan album baru.

Dampak Budaya dan Fandom ARMY

BTS telah mengubah persepsi tentang K-Pop, membawa genre ini melampaui batas-batasnya dengan memperluas pengaruhnya ke pasar Barat dan global. Mereka telah memecahkan rekor dengan menjadi artis Asia pertama yang berbicara di Sidang Umum PBB, memenangkan penghargaan besar seperti Grammy nominations, dan menduduki puncak tangga lagu di seluruh dunia. Lirik mereka, yang sering kali membahas isu-isu seperti kesehatan mental, pemberdayaan, dan ketidakadilan sosial, telah menginspirasi jutaan orang untuk merangkul identitas mereka dan menghadapi tantangan hidup.

Fandom ARMY, yang berjumlah puluhan juta di seluruh dunia, adalah salah satu yang terbesar dan paling berdedikasi dalam sejarah musik. Menurut sensus ARMY 2020, Indonesia memiliki jumlah penggemar terbanyak, diikuti oleh negara-negara seperti Meksiko, AS, dan Brasil. ARMY tidak hanya mendukung BTS melalui pembelian album dan tiket konser tetapi juga aktif dalam kegiatan amal, seperti menanam pohon untuk ulang tahun Jimin dan menggalang dana untuk berbagai tujuan sosial. Logo ARMY, yang menyerupai dua pintu terbuka, melambangkan bahwa penggemar selalu menunggu dan menyambut BTS.

BTS juga telah memengaruhi budaya pemuda di Indonesia dan dunia. Mereka mendorong penggemar untuk belajar bahasa Korea, mengeksplorasi budaya Korea, dan berkreasi melalui cover dance, fan art, dan konten media sosial. Namun, pengaruh mereka juga memicu diskusi tentang literasi media, karena beberapa penggemar mungkin terlalu terobsesi atau terpapar stereotip budaya yang tidak sehat. Oleh karena itu, pendidikan tentang cara mengevaluasi konten K-Pop secara kritis menjadi penting.

Faktor Kesuksesan BTS

Beberapa faktor kunci telah mendorong BTS menjadi fenomena global:

  1. Keaslian Musik dan Lirik: BTS dikenal karena menulis dan memproduksi sebagian besar musik mereka, yang mencerminkan pengalaman pribadi dan emosi mereka. Lagu seperti “Spring Day,” yang terinspirasi dari tragedi Feri Sewol, dan “Mikrokosmos,” yang merayakan keberhargaan setiap individu, menunjukkan kedalaman artistik mereka.

  2. Koreografi dan Penampilan Panggung: BTS terkenal dengan koreografi yang rumit dan sinkron, yang dirancang bekerja sama dengan koreografer profesional. Penampilan mereka, seperti di The Wings Tour atau BTS World Tour: Love Yourself, memukau penonton dengan energi dan presisi.

  3. Media Sosial dan Interaksi Penggemar: BTS memanfaatkan media sosial untuk membangun hubungan autentik dengan penggemar. Mereka berbagi momen pribadi, menjawab pertanyaan penggemar, dan menciptakan konten yang membuat ARMY merasa dihargai.

  4. Pesan Positif dan Filantropi: Kampanye seperti Love Myself dan donasi untuk isu-isu sosial telah memperkuat citra BTS sebagai artis yang peduli. Mereka juga mempromosikan nilai-nilai seperti toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan.

  5. Manajemen Strategis HYBE: Big Hit Entertainment, di bawah kepemimpinan Bang Si-hyuk, mengambil risiko dengan berfokus pada keaslian BTS alih-alih mengikuti formula K-Pop konvensional. Investasi dalam produksi berkualitas tinggi dan ekspansi global juga berperan besar.

Tantangan dan Kritik

Meski sukses besar, BTS tidak luput dari tantangan. Mereka menghadapi tekanan besar dari ekspektasi publik, terutama di Korea Selatan, di mana mereka dianggap sebagai duta budaya. Wajib militer juga menjadi topik sensitif, dengan debat publik tentang apakah BTS harus dikecualikan karena kontribusi mereka pada ekonomi dan budaya Korea. Selain itu, beberapa kritikus berpendapat bahwa kesuksesan BTS bergantung pada sistem fandom K-Pop yang intens, yang dapat mendorong perilaku obsesif di kalangan penggemar.

BTS juga menghadapi tantangan dalam menjaga relevansi di tengah persaingan dengan genre lain dan grup K-Pop baru. Namun, para kritikus seperti Kim Do Heon percaya bahwa BTS, bersama dengan grup seperti BLACKPINK, akan memastikan umur panjang K-Pop dengan terus berinovasi, seperti menjelajahi metaverse dan teknologi baru.

Kesimpulan

BTS adalah lebih dari sekadar grup K-Pop; mereka adalah fenomena budaya yang telah mengubah cara dunia memandang musik dan fandom. Dari awal yang sederhana sebagai grup dari agensi kecil hingga menjadi ikon global, perjalanan BTS adalah bukti kerja keras, keaslian, dan hubungan yang mendalam dengan penggemar mereka. Dengan pengaruh yang melampaui musik—mencakup filantropi, pendidikan budaya, dan pemberdayaan pemuda—BTS telah “membuka jalan” untuk generasi baru artis dan penggemar. Saat mereka bersiap untuk kembali sebagai grup pada 2025, dunia menantikan babak baru dari legenda mereka.

BACA JUGA: 🧠 Justin Bieber: Kesehatan Mental dan Lingkaran Sosial yang Menyusut

BACA JUGA: 4 Tempat untuk Bercerita Agar Beban Hidup Berkurang dan Kekuatan Diri Meningkat

BACA JUGA: Tips Membeli Onderdil Mobil Secara Baik dan Benar