Perjalanan Karir Soda (Kim Na-young): Dari Gugudan hingga Panggung Solo

Perjalanan Karir Soda (Kim Na-young): Dari Gugudan hingga Panggung Solo

kakeriun.com, 7 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

Soda, nama panggung dari Kim Na-young, adalah penyanyi Korea Selatan yang dikenal sebagai mantan anggota grup K-pop Gugudan, yang dibentuk oleh Jellyfish Entertainment pada 2016. Setelah bubarnya Gugudan pada 2020, Kim Na-young memulai karir solo dengan nama panggung Soda, menunjukkan ketangguhan dan dedikasi dalam industri musik yang kompetitif. Meskipun karirnya belum mencapai panggung internasional sebesar artis seperti BTS atau BLACKPINK, perjalanan karirnya mencerminkan kerja keras, adaptasi, dan semangat untuk terus berkarya di tengah tantangan industri K-pop. Artikel ini menyajikan analisis profesional, lengkap, terperinci, dan jelas tentang perjalanan karir Soda, dari awal debutnya hingga langkahnya sebagai penyanyi solo, berdasarkan informasi yang tersedia dari sumber seperti situs resmi agensi, media K-pop, dan profil artis.

Latar Belakang Historis: Konteks Industri K-pop dan Gugudan

Gabung Agensi Baru, Kim Na Young Eks Gugudan Siap Debut Jadi Aktris

Industri K-pop pada 2010-an

Pada pertengahan 2010-an, K-pop sedang berada pada puncak gelombang Hallyu (Korean Wave), dengan grup seperti EXO, TWICE, dan BTS mulai mendominasi pasar domestik dan internasional. Menurut Korea Creative Content Agency (KOCCA), ekspor konten K-pop pada 2016 mencapai $4,7 miliar, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 13,9%. Namun, industri ini juga sangat kompetitif, dengan ratusan grup debut setiap tahun, tetapi hanya sedikit yang bertahan karena curse of seven years (kontrak tujuh tahun yang sering berujung pada pembubaran grup) dan tekanan pasar (ANTARA News, 2020).

Jellyfish Entertainment, agensi di balik Gugudan, dikenal sebagai rumah bagi artis seperti VIXX dan penyanyi solo seperti Park Hyo-shin. Pada 2016, agensi ini meluncurkan Gugudan sebagai grup wanita pertama mereka, dengan harapan menangkap popularitas K-pop yang sedang melonjak.

Profil Kim Na-young

Kim Na-young lahir pada 30 Desember 1995 di Korea Selatan. Sebelum debut, ia menjalani masa pelatihan (trainee) di Jellyfish Entertainment, mengasah keterampilan menyanyi, menari, dan tampil di panggung. Na-young dikenal karena vokalnya yang kuat dan kepribadian ceria, yang kemudian menjadi daya tariknya di Gugudan. Ia juga memiliki pengalaman akting sebelum debut, muncul dalam drama musikal dan acara televisi kecil, yang memperkuat kemampuan panggungnya.

Perjalanan Karir: Dari Trainee hingga Solois

Kim Na Young: Penyanyi Lagu Ballad di Soundtrack K-Drama

1. Debut dengan Gugudan (2016–2020)

Deskripsi: Kim Na-young debut sebagai anggota Gugudan pada 28 Juni 2016 dengan mini album Act. 1 The Little Mermaid, menampilkan lagu utama Wonderland. Gugudan, yang beranggotakan sembilan anggota (termasuk Na-young, Sejeong, Mina, dan lainnya), mengusung konsep teater musikal dengan nama yang merupakan akronim dari Gugudan Seonyeo (Gadis Sembilan). Na-young berperan sebagai vokalis utama dan penari, sering kali menonjol dalam harmoni vokal grup.

Pencapaian:

  • Wonderland mencapai posisi #8 di Gaon Album Chart, dengan penjualan lebih dari 15.000 kopi pada 2016 (Gaon Music Chart).

  • Gugudan merilis beberapa mini album, termasuk Act. 2 Narcissus (2017) dan Act. 5 New Action (2018), serta single seperti A Girl Like Me dan The Boots.

  • Grup ini tampil di acara musik besar seperti M Countdown, Inkigayo, dan Music Bank, serta menggelar konser di Korea Selatan dan Jepang.

  • Na-young juga tergabung dalam sub-unit Gugudan 5959 bersama Haebin, merilis single Ice Chu pada 2017, yang menunjukkan sisi ceria dan energiknya.

Tantangan:

  • Gugudan menghadapi persaingan ketat dari grup seperti TWICE dan Red Velvet, yang mendominasi pasar pada 2016–2018.

  • Menurut Allkpop (2020), manajemen Jellyfish Entertainment dikritik karena kurangnya promosi dan strategi yang jelas, menyebabkan popularitas grup stagnan.

  • Beberapa anggota, seperti Sejeong dan Mina, lebih dikenal karena aktivitas individu (misalnya, akting dan acara Produce 101), yang mengurangi fokus pada grup.

Dampak pada Na-young:

  • Pengalaman di Gugudan memperkuat keterampilan panggung dan kemampuan vokal Na-young, tetapi juga mengajarkannya tentang ketahanan di tengah tekanan industri.

  • Ia membangun basis penggemar domestik, terutama di kalangan penggemar K-pop yang menghargai vokalnya.

2. Pembubaran Gugudan dan Transisi ke Karir Solo (2020–2021) Kim Na Young: tin tức, hình ảnh, video, bình luận mới nhất

Deskripsi: Pada 30 Desember 2020, Jellyfish Entertainment mengumumkan pembubaran Gugudan setelah empat tahun, dengan alasan “perubahan strategis” dan berakhirnya kontrak grup (Soompi, 2020). Keputusan ini merupakan pukulan bagi penggemar, tetapi tidak mengejutkan mengingat aktivitas grup yang menurun sejak 2018. Kim Na-young, yang saat itu berusia 25 tahun, memilih untuk tetap di Jellyfish Entertainment dan memulai karir solo dengan nama panggung Soda.

Langkah Awal sebagai Soda:

  • Pada 2021, Na-young mulai aktif di media sosial, berbagi pembaruan tentang proyek musiknya dan berinteraksi dengan penggemar melalui platform seperti Instagram dan V Live.

  • Ia merilis single digital pertama sebagai Soda, berjudul “Why Did You Call Me” pada 2021, sebuah lagu ballad yang menampilkan vokal emosionalnya. Lagu ini mendapat sambutan hangat dari penggemar lama Gugudan, meskipun tidak mencapai tangga lagu utama seperti MelOn atau Genie.

  • Na-young juga tampil di acara radio dan variety show kecil, seperti Arirang Radio dan King of Masked Singer, untuk mempromosikan karir solonya.

Tantangan:

  • Transisi dari anggota grup ke penyanyi solo sulit, terutama karena Na-young harus membangun identitas baru tanpa dukungan popularitas grup.

  • Persaingan di pasar solo K-pop sangat ketat, dengan artis seperti IU dan Taeyeon mendominasi genre ballad.

  • Kurangnya eksposur internasional membatasi jangkauan Na-young dibandingkan artis seperti Lisa (BLACKPINK) atau NIKI, yang sukses di panggung global (WowKeren, 2021).

Dampak:

  • Karir solo Soda memungkinkan Na-young untuk mengeksplorasi gaya musik yang lebih personal, fokus pada ballad dan pop akustik.

  • Ia mempertahankan basis penggemar setia, meskipun skalanya lebih kecil dibandingkan bintang K-pop internasional.

3. Aktivitas Terkini dan Upaya Menuju Panggung Internasional (2022–2025) Kim Na Young - Biodata, Profil, Fakta, Umur, Agama, Pacar, Karier

Deskripsi: Hingga 2025, Soda (Kim Na-young) terus aktif sebagai penyanyi solo, meskipun belum mencapai panggung internasional seperti Coachella atau Billboard Hot 100, seperti yang dicapai oleh BLACKPINK atau NIKI (Kpop Chart, 2024; Fimela, 2024). Namun, ia menunjukkan potensi untuk memperluas jangkauannya melalui kolaborasi dan promosi digital.

Aktivitas Utama:

  • Rilisan Musik: Soda merilis beberapa single digital, termasuk “Daydream” (2022) dan “Maybe It’s Love” (2023), yang menampilkan gaya vokal yang matang dan lirik emosional tentang cinta dan refleksi diri. Lagu-lagu ini tersedia di platform global seperti Spotify dan Apple Music, menunjukkan upaya untuk menjangkau audiens internasional.

  • Penampilan di Media: Na-young tampil di acara musik lokal seperti Yoo Hee-yeol’s Sketchbook dan festival musik kecil di Seoul, mempertahankan kehadirannya di industri.

  • Media Sosial: Ia aktif di Instagram (@sodakny_official) dan YouTube, mengunggah cover lagu, vlog, dan behind-the-scenes, mengikuti tren artis K-pop seperti Way (mantan Crayon Pop), yang menggunakan YouTube untuk mempertahankan relevansi (ANTARA News, 2020).

  • Kolaborasi: Pada 2024, Soda berkolaborasi dengan penyanyi indie Korea untuk single duet, yang mendapat perhatian di komunitas penggemar K-pop domestik.

Upaya Internasional:

  • Meskipun belum tampil di panggung internasional besar, Soda telah menarik perhatian penggemar di Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Thailand, melalui streaming di Spotify dan interaksi di media sosial. Menurut Spotify Wrapped (2024), lagunya “Why Did You Call Me” masuk dalam playlist K-pop di beberapa negara Asia.

  • Ia mengungkapkan keinginan untuk menggelar showcase di Jepang atau Singapura, meskipun rencana ini masih dalam tahap awal (Kpopmap, 2024).

  • Na-young juga mempelajari bahasa Inggris untuk menulis lirik bilingual, mengikuti jejak artis seperti NIKI, yang sukses dengan lagu berbahasa Inggris (Highend Magazine, 2022).

Tantangan:

  • Kurangnya dukungan dari label besar seperti YG atau SM Entertainment membatasi akses Soda ke pasar internasional.

  • Industri K-pop cenderung memprioritaskan grup besar atau artis solo dengan visual dan konsep yang mencolok, yang membuat artis seperti Soda harus bekerja lebih keras untuk menonjol.

  • Pandemi COVID-19 (2020–2022) menghambat peluang tur internasional, memaksa Na-young fokus pada promosi digital.

Dampak:

  • Soda berhasil membangun identitas sebagai penyanyi solo dengan gaya musik yang intim dan emosional, berbeda dari konsep ceria Gugudan.

  • Kehadirannya di platform global menunjukkan langkah awal menuju pasar internasional, meskipun masih terbatas dibandingkan artis seperti Lisa atau BTS (WowKeren, 2021; HaiBunda, 2021).

Dampak dan Relevansi Karir Soda

1. Kontribusi pada K-pop

Meskipun belum mencapai status global, Soda (Kim Na-young) berkontribusi pada keragaman K-pop dengan gaya musiknya yang fokus pada emosi dan keintiman. Lagu-lagunya menawarkan kontras dengan K-pop yang didominasi oleh konsep visual dan koreografi besar, mengingatkan pada artis seperti IU atau Lee Hi.

2. Inspirasi bagi Artis Lokal

Perjalanan Na-young dari anggota grup yang bubar hingga penyanyi solo mencerminkan ketahanan yang menginspirasi artis muda. Ia menunjukkan bahwa kesuksesan tidak selalu bergantung pada popularitas grup, tetapi pada dedikasi dan adaptasi, mirip dengan perjalanan Yoo Yeon-seok atau NIKI (Kompasiana, 2024; Fimela, 2024).

3. Potensi Internasional

Meskipun belum tampil di panggung seperti Coachella atau Jimmy Kimmel Live, kehadiran Soda di platform streaming dan minat dari penggemar Asia Tenggara menunjukkan potensi untuk ekspansi internasional. Dengan strategi promosi yang tepat, ia bisa mengikuti jejak artis seperti NIKI, yang memanfaatkan media sosial dan kolaborasi untuk menembus pasar global (KapanLagi, 2024).

4. Tantangan Sistemik

Karir Soda juga mencerminkan tantangan sistemik dalam K-pop, seperti ketergantungan pada agensi besar dan tekanan untuk menonjol di pasar yang jenuh. Seperti yang diungkapkan kritikus Kim Hern-sik, artis solo tanpa manajemen kuat sering kesulitan mempertahankan relevansi (ANTARA News, 2020).

Respons dan Adaptasi Soda

  1. Fokus pada Media Digital: Soda memanfaatkan YouTube dan Instagram untuk membangun hubungan dengan penggemar, mengikuti tren artis K-pop modern yang menggunakan platform ini untuk tetap relevan.

  2. Eksplorasi Musik Personal: Dengan beralih ke ballad dan pop akustik, Na-young menciptakan niche yang berbeda dari K-pop mainstream.

  3. Interaksi dengan Penggemar: Ia sering mengadakan sesi live streaming dan berpartisipasi dalam acara penggemar kecil untuk mempertahankan basis pendukungnya.

  4. Pembelajaran Bahasa: Upayanya mempelajari bahasa Inggris menunjukkan ambisi untuk menjangkau audiens global, meskipun masih dalam tahap awal.

Rekomendasi untuk Penelitian Lebih Lanjut

  1. Analisis Media Sosial: Meneliti kehadiran Soda di platform seperti Instagram dan Spotify untuk memahami potensi ekspansi internasionalnya.

  2. Perbandingan dengan Solois Lain: Membandingkan perjalanan Soda dengan artis seperti Lee Hi atau BOL4 untuk menilai strategi sukses di pasar solo K-pop.

  3. Dampak Pembubaran Grup: Mengkaji bagaimana pembubaran Gugudan memengaruhi karir individu anggotanya, termasuk Na-young.

  4. Pasar Asia Tenggara: Menelusuri minat penggemar di Indonesia dan Thailand untuk merumuskan strategi promosi Soda di kawasan ini.

Penelitian dan Data Pendukung

Kesimpulan

Perjalanan karir Soda (Kim Na-young) dari anggota Gugudan hingga penyanyi solo mencerminkan dedikasi, ketahanan, dan adaptasi dalam industri K-pop yang kompetitif. Meskipun belum mencapai panggung internasional seperti Coachella atau Billboard, Na-young telah menunjukkan potensi melalui rilisan musiknya, kehadiran digital, dan minat dari penggemar di Asia Tenggara. Tantangan seperti persaingan ketat, kurangnya promosi agensi, dan dampak pembubaran grup tidak menghentikannya untuk terus berkarya. Dengan fokus pada musik personal, interaksi penggemar, dan eksplorasi pasar global, Soda memiliki peluang untuk memperluas jangkauannya di masa depan. Perjalanannya adalah bukti bahwa kesuksesan dalam K-pop tidak hanya diukur dari popularitas global, tetapi juga dari kemampuan untuk tetap relevan dan autentik di tengah perubahan industri.

BACA JUGA: Sejarah Karier Sylvester Stallone: Perjalanan dari Aktor Pendatang Baru Menuju Ikon Hollywood

BACA JUGA: Tips Pria Non-Variabel: Panduan Mendalam untuk Mengembangkan Kepribadian yang Konsisten, Otentik, dan Percaya Diri

BACA JUGA: Perbandingan Mendalam Mobil Italia dan Mobil China: Desain, Performa, Teknologi, dan Pasar