Perjalanan Karier Red Velvet Hingga ke Panggung Dunia

Perjalanan Karier Red Velvet Hingga ke Panggung Dunia

kakeriun.com, 18 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88

Red Velvet, girl group asal Korea Selatan yang dibentuk oleh SM Entertainment, telah menjadi salah satu ikon K-pop generasi ketiga yang mendunia. Debut pada 1 Agustus 2014 dengan single digital “Happiness,” grup ini awalnya terdiri dari empat anggota—Irene, Seulgi, Wendy, dan Joy—sebelum Yeri bergabung pada Maret 2015. Nama “Red Velvet” mencerminkan dualitas konsep mereka: “Red” melambangkan sisi yang berani, ceria, dan eksperimental, sedangkan “Velvet” merepresentasikan sisi yang lembut, elegan, dan berfokus pada R&B serta balada. Dalam perjalanan karier selama lebih dari satu dekade, Red Velvet telah mencatatkan prestasi gemilang, dari memenangkan penghargaan di Korea hingga tampil di panggung dunia, termasuk konser bersejarah di Korea Utara. Artikel ini akan menguraikan secara mendetail perjalanan karier Red Velvet, tantangan yang mereka hadapi, dan bagaimana mereka berhasil mencapai panggung global, berdasarkan sumber-sumber terpercaya. Segera Gelar Fancon di Jakarta Spesial 10 Tahun Debut, Ini Perjalanan Karier  Red Velvet | tempo.co


Awal Mula: Pembentukan dan Debut (2014) Ini Dia Red Velvet, Girlband Baru SM Entertainment

Red Velvet dibentuk oleh SM Entertainment, agensi ternama yang telah melahirkan grup seperti Super Junior, Girls’ Generation, dan EXO. Anggota Red Velvet dipilih dari proyek pra-debut SM Rookies, yang memperkenalkan calon idola kepada publik sebelum debut resmi. Seulgi adalah anggota pertama yang bergabung sebagai trainee pada 2007, diikuti oleh Irene pada 2009, serta Wendy dan Joy pada 2012. Keempat anggota ini debut pada 1 Agustus 2014 dengan single “Happiness,” yang menampilkan konsep “Red” yang ceria dan energik. Video musik “Happiness” mencatat lebih dari dua juta penonton di YouTube dalam waktu 24 jam, menjadikannya salah satu video K-pop paling populer saat itu.

Meski debut mereka sukses secara komersial, Red Velvet menghadapi kritik dari netizen Korea. Beberapa menyebut debut mereka “terburu-buru” dan “prematur,” terutama karena usia Irene, anggota tertua, yang debut di usia 23—dianggap “tua” untuk standar idola SM saat itu. Kontroversi lain muncul ketika video musik “Happiness” dituding mengandung referensi kontroversial, seperti gambar yang dianggap merujuk pada tragedi Hiroshima. SM Entertainment segera merilis versi baru tanpa elemen tersebut, dan grup ini melanjutkan promosi dengan single kedua, “Be Natural,” sebuah remake dari lagu S.E.S yang menonjolkan sisi “Velvet” mereka.


Kebangkitan dan Perluasan Formasi (2015) Red Velvet (grup musik) - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pada Maret 2015, Red Velvet memperkenalkan anggota kelima, Yeri, yang bergabung selama promosi mini album pertama mereka, Ice Cream Cake. Album ini menjadi titik balik, dengan lagu utama “Ice Cream Cake” memenangkan trofi pertama mereka di acara musik dan menduduki posisi kedua di Billboard’s World Album Chart. Kehadiran Yeri menambah dinamika grup, meskipun awalnya ia hanya tampil sebagai cameo di video musik “Happiness”. Mini album ini juga memperkenalkan dualitas konsep Red Velvet dengan lagu “Automatic,” yang menonjolkan sisi “Velvet” mereka.

Pada September 2015, Red Velvet merilis album penuh pertama mereka, The Red, dengan single utama “Dumb Dumb.” Lagu ini menjadi tonggak sejarah, membawa Red Velvet ke status grup papan atas di Korea Selatan. “Dumb Dumb” memenangkan berbagai acara musik seperti M Countdown, Show Champion, dan Inkigayo, serta masuk dalam daftar Top 20 K-pop Tracks 2015 versi majalah Dazed. Kesuksesan album ini memperkuat identitas Red Velvet sebagai grup dengan gaya musik yang unik, menggabungkan pop, funk, dan elemen eksperimental.


Konsolidasi dan Eksperimen Musik (2016–2017) Red Velvet kuasai lima tangga musik Korea dan iTunes 16 negara - ANTARA News

Tahun 2016 menjadi tahun eksperimen bagi Red Velvet. Mereka merilis mini album The Velvet pada Maret, dengan single “One of These Nights,” sebuah balada R&B yang kontras dengan karya “Red” sebelumnya. Album ini menduduki posisi pertama di Gaon Album Chart dan posisi kedelapan di US Billboard World Album Chart. Pada September, mereka kembali dengan mini album Russian Roulette, yang lagu utamanya memenangkan trofi pertama di acara The Show dan menduduki posisi kedua di Carta Digital Gaon.

Pada 2017, Red Velvet merilis dua mini album yang memperkuat posisi mereka. Rookie (Februari 2017) menduduki puncak Gaon Album Chart dan Billboard World Album Chart, dengan lagu utama “Rookie” memenangkan lima trofi acara musik. The Red Summer (Juli 2017) dengan single “Red Flavor” menjadi salah satu lagu paling ikonik mereka, menduduki puncak Carta Digital Gaon dan menjadi lagu K-pop pertama mereka yang mencapai status komersial besar. Album penuh kedua, Perfect Velvet (November 2017), dengan single “Peek-a-Boo,” kembali menduduki puncak Billboard World Album Chart, menjadikan Red Velvet grup K-pop wanita pertama dengan empat album nomor satu di chart tersebut.


Ekspansi Global dan Konser di Korea Utara (2018) Red Velvet Tak Menyangka Disambut Meriah di Pyongyang

Tahun 2018 adalah tahun penting bagi Red Velvet dalam menembus panggung dunia. Mereka merilis mini album Summer Magic dengan single “Power Up,” yang meraih status “Perfect All Kill” (PAK) di chart Korea, menjadikan mereka artis SM pertama yang mencapai prestasi ini. “Power Up” juga masuk daftar 50 video musik terbaik 2018 versi Billboard. Pada Agustus 2018, Red Velvet menggelar konser kedua mereka, Redmare, yang dimulai di Seoul dan dilanjutkan ke Thailand, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan Kanada.

Puncak prestasi Red Velvet pada 2018 adalah penampilan mereka di Pyongyang, Korea Utara, dari 31 Maret hingga 3 April, sebagai bagian dari konser budaya untuk mempererat hubungan antar-Korea. Mereka menjadi grup K-pop pertama yang tampil di Korea Utara setelah 15 tahun, sejak Baby VOX pada 2003. Penampilan ini, di hadapan Presiden Korea Utara Kim Jong-un, menjadi momen bersejarah yang meningkatkan reputasi Red Velvet sebagai duta budaya Korea.

Pada November 2018, mereka merilis mini album RBB, dengan lagu utama “RBB (Really Bad Boy),” yang menonjolkan sisi eksperimental mereka. Album ini menduduki posisi ketiga di Billboard World Album Chart.


Trilogi The ReVe Festival dan Tantangan (2019–2020)

Pada 2019, Red Velvet meluncurkan trilogi The ReVe Festival, yang terdiri dari Day 1 (Juni), Day 2 (Agustus), dan Finale (Desember). Trilogi ini menampilkan beragam gaya musik, dari “Zimzalabim” yang eksentrik hingga “Psycho” yang bernuansa R&B. Finale memecahkan rekor penjualan minggu pertama mereka, dan “Psycho” memenangkan banyak penghargaan. Untuk mempromosikan trilogi ini, Red Velvet menggelar tur dunia ketiga, La Rogue, yang dimulai di Seoul pada November 2019 dan dilanjutkan ke Jepang pada 2020. Namun, tur ini terhenti karena pandemi COVID-19, dan Wendy mengalami cedera serius akibat jatuh dari panggung saat latihan untuk SBS Gayo Daejeon 2019, menyebabkan hiatus selama setahun.

Pada 2020, Red Velvet membentuk sub-unit pertama mereka, Red Velvet – Irene & Seulgi, yang debut dengan mini album Monster pada Juli. Sub-unit ini sukses secara komersial, dengan “Monster” menduduki posisi tinggi di chart Korea. Meskipun menghadapi tantangan, Red Velvet kembali dengan formasi lengkap pada Januari 2021 untuk konser online SM Town Live Culture Humanity.


Comeback dan Aktivitas Solo (2021–2023)

Pada Agustus 2021, Red Velvet comeback dengan mini album Queendom, yang debut di posisi kedua Gaon Album Chart dan masuk iTunes Top Album Chart di 50 negara, termasuk Amerika Serikat dan Belanda. Album ini terjual lebih dari 207.000 kopi pada minggu pertama, hampir tiga kali lipat dari penjualan The ReVe Festival: Day 1. Pada 2022, mereka merilis The ReVe Festival 2022Feel My Rhythm, yang memecahkan rekor penjualan pribadi mereka.

Selain aktivitas grup, anggota Red Velvet mulai mengejar karier individu. Wendy merilis mini album solo Like Water pada April 2021, sementara Joy merilis album solo Hello pada Mei 2021. Irene, Seulgi, Joy, dan Yeri juga aktif di dunia akting, dengan Irene membintangi film Double Patty (2021), Seulgi tampil di musikal School Oz (2015), Joy membintangi drama The Liar and His Lover (2017), dan Yeri debut akting di drama Blue Birthday (2021). Seulgi juga merilis album solo 28 Reasons pada 2022, sementara Wendy aktif sebagai penyanyi OST dan kolaborator dengan artis seperti John Legend dan Ricky Martin.


Transisi dan Tantangan (2024–2025)

Pada 2023, SM Entertainment mengumumkan bahwa Red Velvet akan merilis album studio baru pada November, menandai kembalinya mereka ke panggung musik. Namun, pada 2024, grup ini menghadapi perubahan signifikan. Kontrak beberapa anggota dengan SM Entertainment berakhir, dan pada 2025, Wendy dan Yeri dilaporkan keluar dari agensi, meskipun Red Velvet tetap dipertahankan sebagai grup beranggotakan lima orang. Pada Mei 2025, Red Velvet tampil sebagai trio (Irene, Seulgi, dan Joy) di SMTOWN LIVE 2025 di Meksiko, menandai penampilan internasional pertama mereka dalam formasi baru.

Meskipun menghadapi perubahan, Red Velvet merayakan ulang tahun ke-10 mereka dengan film dokumenter Red Velvet Happiness Diary: My Dear, ReVe1uv In Cinemas, yang ditayangkan di bioskop CGV pada Februari 2025. Joy juga memperbarui kontraknya dengan SM Entertainment pada Januari 2025, menegaskan komitmennya untuk melanjutkan karier bersama grup.


Prestasi dan Dampak Global

Red Velvet telah memenangkan berbagai penghargaan, termasuk Gaon Chart Music Award untuk Hot Performance of the Year (2016) dan sejumlah trofi acara musik untuk lagu-lagu seperti “Ice Cream Cake,” “Dumb Dumb,” dan “Red Flavor”. Mereka adalah grup K-pop wanita pertama yang mencatatkan empat album nomor satu di Billboard World Album Chart. Tur dunia mereka, seperti Redmare dan La Rogue, membawa mereka ke Amerika Utara, Asia, dan Eropa, memperkuat basis penggemar global mereka, yang dikenal sebagai ReVeluv atau Luvies.

Penampilan mereka di Korea Utara pada 2018 menjadi simbol diplomasi budaya, sementara kehadiran mereka di festival seperti Allo Bank Festival 2022 di Jakarta menunjukkan daya tarik mereka di Asia Tenggara. Red Velvet juga dikenal karena fleksibilitas musik mereka, dengan lagu-lagu seperti “Bad Boy” (2018) dan “Psycho” (2019) yang mendapat pujian internasional atas produksi dan vokal mereka.


Tantangan yang Dihadapi

Red Velvet menghadapi berbagai tantangan selama karier mereka:

  1. Kontroversi Awal: Tuduhan debut prematur dan kontroversi video musik “Happiness” menciptakan tekanan di awal karier mereka.

  2. Cedera Wendy: Kecelakaan panggung Wendy pada 2019 menyebabkan hiatus panjang, memengaruhi aktivitas grup.

  3. Perubahan Formasi: Keluarnya Wendy dan Yeri dari SM Entertainment pada 2025 menimbulkan ketidakpastian, meskipun grup tetap aktif.

  4. Persaingan Ketat: Industri K-pop yang kompetitif, dengan munculnya grup baru, menuntut Red Velvet untuk terus berinovasi.


Kesimpulan

Perjalanan karier Red Velvet dari debut pada 2014 hingga menjadi ikon K-pop global adalah kisah kerja keras, inovasi, dan ketahanan. Dengan dualitas konsep “Red” dan “Velvet,” mereka telah menghadirkan musik yang beragam, dari pop ceria hingga balada emosional, yang memikat jutaan penggemar di seluruh dunia. Prestasi mereka, seperti penampilan di Korea Utara, tur dunia, dan penghargaan internasional, menegaskan posisi mereka sebagai salah satu girl group terdepan di industri K-pop. Meskipun menghadapi tantangan seperti kontroversi, cedera, dan perubahan formasi, Red Velvet terus berkarya, dengan anggota seperti Irene, Seulgi, dan Joy tetap aktif di panggung global pada 2025. Dengan dukungan ReVeluv dan dedikasi mereka terhadap seni, Red Velvet diyakini akan terus bersinar di panggung dunia untuk tahun-tahun mendatang.

BACA JUGA:  Panduan Perawatan Ikan Mujair dari 0 Hari hingga Siap Produksi

BACA JUGA: Suaka untuk Kuda: Perlindungan dan Perawatan bagi Kuda yang Membutuhkan

BACA JUGA: Detail Planet Saturnus: Karakteristik, Struktur, dan Keajaiban Kosmik