kakeriun.com, 28 MEI 2025
Penulis: Riyan Wicaksono
Editor: Muhammad Kadafi
Tim Redaksi: Diplomasi Internasional Perusahaan Victory88
Jay Park, nama panggung dari Park Jaebeom, adalah salah satu figur paling berpengaruh dalam industri K-pop dan K-hip hop. Lahir pada 25 April 1987 di Seattle, Washington, Amerika Serikat, Jay Park telah menempuh perjalanan karier yang penuh liku, dari seorang trainee di Korea Selatan hingga menjadi ikon global yang mendirikan label musik sendiri dan tampil di panggung dunia. Dengan bakatnya sebagai penyanyi, rapper, penari, produser, dan pengusaha, ia telah mengukir nama sebagai salah satu pionir yang membawa K-hip hop ke kancah internasional. Artikel ini akan menguraikan perjalanan karier Jay Park secara mendalam, menyoroti pencapaian, tantangan, dan kontribusinya dalam dunia K-pop dan hiburan global.
Awal Kehidupan dan Ketertarikan pada Musik 
Jay Park, seorang Korea-Amerika, dibesarkan di lingkungan yang kaya akan budaya hip-hop di Seattle. Sejak kecil, ia menunjukkan minat besar pada musik dan tarian, terutama breakdance. Ia bergabung dengan kru B-boy Art of Movement (AOM), yang menjadi wadah awal baginya untuk mengasah keterampilan tari dan performa panggung. Menurut wawancara yang dilansir oleh KapanLagi.com dan Fox13Seattle, kecintaannya pada hip-hop dan breakdance menjadi fondasi kariernya di dunia hiburan. Bakatnya ini menarik perhatian JYP Entertainment, salah satu agensi terbesar di Korea Selatan, yang mengundangnya untuk mengikuti audisi pada awal 2000-an.
Pada usia 17 tahun, Jay Park pindah ke Korea Selatan untuk menjadi trainee di JYP Entertainment. Proses ini tidak mudah, karena ia harus beradaptasi dengan budaya baru, bahasa yang asing, dan tekanan ketat sebagai trainee. Selama empat tahun, ia menjalani pelatihan intensif dalam menyanyi, menari, dan rap, yang mempersiapkannya untuk debut di industri K-pop.
Debut dengan 2PM dan Kontroversi Awal 
Pada tahun 2008, Jay Park resmi debut sebagai leader boyband 2PM di bawah naungan JYP Entertainment. Grup ini, yang terdiri dari tujuh anggota, dengan cepat mendapatkan popularitas berkat gaya musik yang energik dan konsep “bad boy” yang kuat. Lagu debut mereka, 10 Out of 10, sukses di pasaran, dan Jay Park diakui sebagai anggota yang karismatik dan berbakat, terutama dalam rap dan tarian. Sebagai leader, ia menjadi figur sentral dalam grup, tetapi kariernya bersama 2PM hanya bertahan setahun karena sebuah kontroversi besar.
Pada September 2009, sebuah postingan lama Jay Park di akun MySpace-nya dari tahun 2005—ketika ia masih trainee—bocor ke publik. Dalam postingan tersebut, ia mengungkapkan rasa frustrasinya tentang kehidupan di Korea Selatan, menyebutnya sulit dan kurang menyenangkan. Komentar ini dianggap menghina oleh sebagian netizen Korea, yang menuduhnya rasis. Reaksi keras dari publik, termasuk petisi dengan ribuan tanda tangan yang menuntutnya keluar dari Korea, membuat situasi semakin memanas. Meskipun Jay Park meminta maaf dan CEO JYP Entertainment, Park Jin-young, awalnya mendukungnya, tekanan publik terlalu besar. Pada 8 September 2009, Jay Park mengumumkan pengunduran dirinya dari 2PM dan kembali ke Seattle, meninggalkan karier K-pop-nya yang baru saja dimulai.
Kontroversi ini memengaruhi tidak hanya Jay Park, tetapi juga 2PM. Anggota 2PM ditarik dari acara variety show, dan reality show mereka, Wild Bunny, ditunda tanpa batas waktu. Album 2PM berikutnya, 1:59 PM, mencerminkan kepergian Jay Park dengan judul yang mengacu pada “hilangnya satu menit” dari pukul 2:00, simbol kehilangan satu anggota. Namun, penggemar setia Jay Park, yang kemudian dikenal sebagai JWalkerz, mengorganisir protes global dan kampanye amal atas namanya, seperti menyumbangkan $10.000 untuk anak-anak di Haiti, menunjukkan dukungan kuat dari komunitas internasional.
Kebangkitan sebagai Artis Solo
Meskipun menghadapi kemunduran besar, Jay Park tidak menyerah. Pada Maret 2010, ia mengunggah cover lagu Nothin’ on You karya B.o.B dan Bruno Mars di kanal YouTube-nya, jayparkaom. Video ini, yang menampilkan rap dan lirik buatannya sendiri, menjadi viral dengan lebih dari 2 juta penonton dalam waktu 24 jam. Kesuksesan video ini membawa namanya kembali ke sorotan publik dan menduduki puncak berbagai tangga lagu di Korea, seperti Cyworld, Mnet, dan Melon. Pada Januari 2011, ia memenangkan Best Web Video di Mashable Awards untuk cover ini, menandai kebangkitannya di industri musik.
Pada 27 April 2011, Jay Park resmi debut sebagai artis solo dengan mini album Take A Deeper Look di bawah agensi SidusHQ. Album ini sukses besar, memenangkan penghargaan di Golden Disk Awards dan membuktikan bahwa ia mampu berdiri sendiri di industri yang kompetitif. Gaya musiknya, yang memadukan K-pop, hip-hop, dan R&B, menarik perhatian penggemar domestik dan internasional. Ia juga mulai tampil di berbagai acara televisi, seperti Immortal Songs (2011) dan Saturday Night Live Korea (2013–2014), yang memperkuat reputasinya sebagai entertainer serba bisa.
Pendiri AOMG dan H1GHR Music: Membangun Kerajaan Hip-Hop ![Actualizado] MORE VISION revela fotos perfil de Jessi con el fundador de la agencia Jay Park – Soompi Spanish](https://0.soompi.io/wp-content/uploads/2023/04/15055555/Jay-Park-Jessi-1.jpg)
Pada September 2013, Jay Park mendirikan Above Ordinary Music Group (AOMG), sebuah label rekaman independen yang berfokus pada K-hip hop dan K-R&B, bersama rapper Simon Dominic. AOMG menjadi rumah bagi artis-artis ternama seperti GRAY, Hoody, dan Lee Hi, serta memainkan peran kunci dalam mempopulerkan K-hip hop di Korea Selatan dan dunia. Pada Mei 2017, Jay Park bersama produser Cha Cha Malone mendirikan H1GHR Music, sebuah label hip-hop global yang bertujuan menjembatani musik Korea dengan pasar internasional. Kedua label ini telah menghasilkan banyak artis sukses dan memperkuat posisi Jay Park sebagai pengusaha visioner di industri musik.
Pada Desember 2021, Jay Park mengumumkan pengunduran dirinya sebagai CEO AOMG dan H1GHR Music, tetapi tetap berperan sebagai penasihat dan artis di kedua label tersebut. Keputusan ini mengejutkan banyak penggemar, tetapi ia menegaskan bahwa ia ingin fokus pada proyek kreatif baru. Pada Maret 2022, ia mendirikan label baru, MORE VISION, yang berfokus pada pengembangan artis dan proyek inovatif. Selain itu, Jay Park menjadi artis Asia pertama yang menandatangani kontrak dengan Roc Nation, label milik Jay-Z, pada 2018, memperluas jangkauannya ke pasar musik Amerika.
Peran di Dunia Hiburan dan Pengaruh Global 
Selain musik, Jay Park juga menjajal dunia akting dan televisi. Ia membintangi film Korea seperti Mr. Idol (2011) dan Hype Nation 3D (2014), meskipun ia akhirnya memilih untuk fokus pada musik daripada akting. Ia juga menjadi juri di beberapa acara ternama, termasuk Show Me The Money (season 4 dan 6), sebuah program survival rapper yang menghasilkan banyak talenta K-hip hop, serta Asia’s Got Talent (2017 dan 2019) bersama Anggun dan David Foster. Kehadirannya di Asia’s Got Talent menunjukkan pengaruhnya yang melampaui Korea, mencapai audiens Asia dan global.
Jay Park juga dikenal karena kolaborasinya dengan artis internasional, seperti 2 Chainz, Vic Mensa, dan Dok2, yang memperkuat kredibilitasnya sebagai bintang kelas dunia. Pada 2019, ia menyelesaikan tur dunia pertamanya, tampil di berbagai kota besar dan menarik ribuan penggemar. Pada 2023, ia diumumkan sebagai brand ambassador JBL, sebuah merek audio ternama, yang mencerminkan statusnya sebagai ikon global. Pada 2025, Jay Park dijadwalkan menggelar konser di Jakarta sebagai bagian dari 2025 Jay Park World Tour: Serenades & Body Rolls pada 12 Juli di The Kasablanka Hall, menandai kembalinya ke Indonesia setelah 13 tahun.
Inovasi dan Kontribusi Lain
Di luar musik, Jay Park juga sukses sebagai pengusaha. Pada 2022, ia meluncurkan Wonsoju, sebuah merek soju yang mendapat sambutan positif di Korea dan pasar internasional. Keberhasilannya sebagai pengusaha menambah dimensi baru pada kariernya, dengan perkiraan kekayaan mencapai $15 juta (sekitar Rp215 miliar) pada 2020. Ia juga dikenal karena filantropi, termasuk dukungan terhadap komunitas B-boy dan sumbangan amal atas nama penggemarnya.
Jay Park juga memiliki pengaruh besar dalam mempopulerkan K-hip hop. Melalui AOMG dan H1GHR Music, ia telah memberikan platform bagi artis-artis baru untuk bersinar, sekaligus menjembatani musik Korea dengan audiens global. Kolaborasinya dengan artis seperti G-Dragon dan Taeyang dari Big Bang—meskipun ia pernah dipertimbangkan untuk bergabung dengan grup tersebut—menunjukkan koneksinya dengan pelaku industri K-pop lainnya.
Tantangan dan Ketahanan
Perjalanan karier Jay Park tidak selalu mulus. Kontroversi MySpace pada 2009 adalah pukulan besar, tetapi ia berhasil bangkit melalui kerja keras dan dedikasi. Ia juga pernah terlibat dalam insiden dengan petarung UFC Brian Ortega pada 2020, ketika ia bertindak sebagai penerjemah untuk Jung Chan-sung (Korean Zombie). Insiden ini, meskipun kecil, menunjukkan bahwa popularitasnya tidak luput dari tantangan. Namun, kemampuannya untuk tetap relevan dan inovatif telah membuatnya tetap berada di puncak industri.
Kesimpulan
Perjalanan karier Jay Park adalah kisah tentang ketahanan, bakat, dan visi. Dari seorang B-boy di Seattle hingga menjadi leader 2PM, menghadapi kontroversi, dan kemudian bangkit sebagai artis solo dan pengusaha sukses, Jay Park telah membuktikan dirinya sebagai salah satu ikon terbesar dalam K-pop dan K-hip hop. Dengan mendirikan AOMG, H1GHR Music, dan MORE VISION, ia tidak hanya membangun karier sendiri, tetapi juga membuka jalan bagi generasi baru artis Korea. Penampilannya di panggung dunia, kolaborasi dengan artis internasional, dan kontribusinya sebagai produser dan juri telah menjadikannya bintang global yang menginspirasi jutaan penggemar. Dengan tur dunia 2025 dan proyek-proyek baru di cakrawala, Jay Park terus menulis babak baru dalam kariernya yang luar biasa.
BACA JUGA: Detail Planet Mars: Karakteristik, Struktur, dan Misteri Terkecil di Tata Surya
BACA JUGA: Cerita Rakyat Tiongkok: Warisan Budaya, Makna, dan Pengaruhnya
BACA JUGA: Perbedaan Perkembangan Media Sosial Tahun 2020-2025: Analisis Lengkap Secara Mendalam